Skip to main content

Bawaslu RI dan Bawaslu Jatim Minta Mahasiswa STIH ZAHA Genggong Tuk Awasi Pemilu

Surabaya : “Kalau para santri bisa menghafal Alquran, maka sangat mudah bagi santri untuk menghafalkan UU Pemilu,” kata Ketua Bawaslu Jatim Moh. Amin dalam sosialisasi pengawasan partisipatif dan sadar pengawasan pemilu warga santri di Masjid Agung Al Akbar, Surabaya, Rabu (27/12/2017).

Bapak Amin juga mengatakan, bahwa di Jatim ada 5.250 pondok pesantren. Karena itu peran santri sebagai pemilih pemula perlu mendapat informasi yang akurat terkait dengan penyelenggaraan pemilu. Nah, selama ini perhatian sosialisasi terhadap Pemilu bagi warga santri sangat kurang perhatian. Karena itu kami merasa memiliki tanggungjawab untuk memberi informasi pada mereka agar bisa disosialisasikan di lingkungan ponpes. Dia juga meyakinakan kepada santri yang hadir bahawa selama ini banyak pimpinan parpol dulunya adalah santri. Karena itu pihaknya sangat optimis jika sosialisasi kepada warga santri ini dinilai sangat tepat.

“Target kami menyampaikan informasi. Dari 5.000 santri yang datang sebagai utusan ini, harapan kami para santri dapat menjadi pelopor dalam penyelenggaraan Pemilu,” katanya.

Dalam pantauan tim website STIH Zainul Hasan bahwa Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur mengundang 5.000 santri dari pondok pesantren se-kabupaten/kota Jatim.

Seperti diketahui, pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018 di Jatim sebentar lagi digelar. Bawaslu merasa memiliki tanggungjawab untuk mensosialisasikan penyelenggaraan Pemilu yang demokratis, berkualitas dan bermartabat.

Ketua Bawaslu RI, Abhan menyampaikan apresiasinya terhadap Bawaslu Jatim yang bisa mengundang ribuan santri se-Jatim di masjid Al Akbar.

Menurut Abhan, santri juga tidak kalah pentingnya dalam menjaga keutuhan republik. NKRI adalah harga mati, sedang yang lain boleh ditawar. Yang dimaksud harga mati oleh Abhan, bahwa proses demokrasi di Indonesia butuh pengawasan dari warga santri.

“Kenapa Jatim melibatkan santri dalam mensosialisasikan Pemilu, sebab Jatim mempunyai banyak pesantren. Dan santri memiliki tugas mengawasi. Semangat dan sikap disiplin santri mengawasi teman-teman yang tidak taat di pesantren inilah yang menjadi pertimbangan Bawaslu. Dengan semangat baru ini maka Pemilu di Jatim bisa dijaga kualitasnya,” pinta Abhan kepada santri yang hadir.

Khairul Anam salah satu peserta sosialisasi sangat senang bisa menghadiri acara sosialisasi itu, pasalnya diacara tersebut, santri mendapat sebuah penghargaan tinggi. “ Alhamdulillah, kami dapat kepercayaan dari pihak Bawaslu Jatim dan Kabupaten Probolinggo untuk mengikuti acara tersebut.” terang mahasiswa semester V di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan Genggong yang hadir bersama 10 Mahasiswa santri dari Pesantren Zainul Hasan Genggong lainya.

Lanjut Khairul sapaan akrabnya meminta kepada Bawaslu Jatim untuk benar-benar mengawasi pelaksanaan pemilu di tahun 2018 dan 2019 nanti. “ Kami mengharap Bawaslu RI, Bawaslu Jatim dan Kabuapten Probolinggo bisa menjadi malaikat penyelamat suara rakyat yang peduli pemimpin yang bersih tanpa korupsi.” pintanya dengan penuh harap. ( Reporter: Firdatul Qomariah)

Tinggalkan Balasan