Skip to main content

Panglima TNI memberi Instruksi, Ketua STIH Zainul Hasan Kraksaan Merespon

Kraksaan: Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo mengaku tidak peduli terhadap polemik mengenai instruksi pemutaran film sejarah pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965 yang dikenal dengan istilah Gerakan 30 September atau G30s/PKI.

Panglima mengatakan bahwa upaya untuk memahami sejarah bangsa dan mengambil pelajaran dari sejarah tersebut, agar peristiwa yang membingungkan, peristiwa hitam sangat keji, yang merupakan tragedi tidak terulang lagi. Saya mengajak  segenap bangsa terutama generasi muda, dengan jernih memahami masa lalu dan sejarah bangsanya. “ Biarin aja, saya nggak mau berpolemik, ini juga upaya meluruskan sejarah. Saya hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena anak-anak saya, prajurit saya, masih banyak yang tidak tahu “. Kata Gatot di acara ILC Program TV Swasta kemarin, Selasa 19/9 malam.

Keinginan Panglima TNI kelahiran Kota Tegal, Jawa Tengah 13 Maret 1960 itu mendapat respon positif dari Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum -STIH-Zainul Hasan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.

Merah: Ning Hus bersama KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH. MM pada acara wisuda

Ning Hus sapaan akrabnya menyampaikan bahwa terkait pemutaran film G30SPKI sangat mendukung, karena suatu bangsa yang bermoral adalah bangsa yang mengerti tentang sejarah, akan tetapi juga menjunjung tinggi pengorbanan para pahlawan bangsa.“ Oleh karena itu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk terus menyampaikan  tentang G30S PKI”. Kata Ibu Nyai yang memiliki nama lengkap Hj. Khusnul Hitaminah, SH. MH.

Putri Almarhum KH. Hasan Saifouridzall itu mengajak kepada para pemuda penerus bangsa,  untuk selalu belajar dari sejarah agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan sesuai yang diamanahkan UUD 1945 dengan mempertahankan Idiologi Pancasila.

Dalam situasi seperti sekarang ini, pemuda dituntut cerdas untuk memahami serta mengkritisi fenomena yang berlangsung. Sehingga pemuda dapat menganalisa untuk kemudian mengetahui faktor dan arah dari fenomena itu yang mungkin kondisi ini telah dipersiapkan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan Indonesia tetap bertahan dalam keutuhan NKRI, dengan demikian diharapkan pemuda mempunyai langkah strategi dalam menghadapi ancaman-ancaman itu.” Kata adik Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allallah, SH. MM kepada tim website STIH Zainul Hasan Kraksaan kemarin, Jum’at 22/9.

Siap: Ning Hus saat menyerahkan cindramata wisuda kepada kepolisian dan Kodim

Lanjut Ning Hus menyampaikan bahwa, Insya Allah PKI tidak akan timbul kembali di negeri ini, apabila  rakyat telah cerdas dalam mempelajari agamanya,  serta menjalankan perintah agama berdasarkan Al Quran dan Hadis. “Dan juga aparat penegak hukum serta pihak yang terkait mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan Tap MPR no 25 tahun 1966 Dan perintah UU No 27 tahun 1966, tentang perubahan pasal 107 KUHP terkait larangan paham PKI itu”. Pintanya dengan nada semangat. (san/riz/dra)

Tinggalkan Balasan