Skip to main content

Ini Kata Ketua STIH ZAHA Kraksaan atas Tragedi Bom Surabaya

KRAKSAAN – Setelah insiden terorisme di Mako Brimob pertengahan pekan ini, masyarakat kembali digegerkan dengan insiden bom Surabaya yang terjadi secara berturut-turut pada Minggu (13/05/18) dan Senin (14/05/18). Insiden yang terjadi pada Minggu tersebut, berlangsung secara bersamaan di tiga gereja Surabaya, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Ngagel, Gereja Katolik Indonesia Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan Arjuna. Sedangkan insiden pada Senin (14/05/18) terjadi di gerbang Mapolrestabes Surabaya.

BERDUKA: Ucapan STIH Zainul Hasan atas tragedi Bom Surabaya.

Prihatin atas peristiwa tersebut, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan Kraksaan angkat bicara dan menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam kepada para korban ledakan Bom di Surabaya. “ Kami segenap civitas turut berduka kepada korban berikut keluarganya, atas teror bom yang terjadi secara berturut-turut sejak tanggal 13 Mei 2018 hingga 14 Mei 2018 di Surabaya. Kejadiaan ini merupakan peristiwa yang memilukan hati Bangsa Indonesia. Teroris adalah musuh semua agama, karena tindakannya yang tidak berprikemanusiaan dan tidak berprikeTuhanan. Tidak ada satu agama pun yang membenarkan hal tersebut ” tutur cucu Almarhum K.H. Moh. Hasan Genggong tersebut.

Lanjut Ning Hus sapaan akrabnya menuturkan bahwa dalam melakukan aksinya, para teroris memakai simbol-simbol Islam seperti cadar dan lain sebagainya. Sehingga membentuk framing negatif terhadap agama Islam. “ Teror ini bukannlah agama Islam yang dibawa Rasulullah, karena Islam Rahmatan lil ‘alamin. Artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta ”, Beliau menambahkan bahwa Islam sangat menentang segala bentuk kekerasan, apalagi masalah terorisme. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Maidah ayat 32, bahwa “ Barang siapa yang membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena kerusakan dibumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia ”.tutur Ibu Nyai kelahiran 28 April 1968 sembari menunjukkan wajah sedih.

Ning Hus juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang namun juga waspada serta tidak terprovokasi terkait informasi hoax. “ Saya mendukung sepenuhnya kepada pihak Polri untuk mengusut tuntas hingga terungkap siapa aktor intelektualnya. Saya juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi dan tetap menjaga Indonesia dari perpecahan. Khususnya untuk para mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh opini dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kita harus tetap kritis dalam menganalisa suatu informasi. Mari kita sama-sama berdo’a semoga Indonesia menjadi damai ”, harapnya adik K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah ketua PWNU Jawa Timur ini saat diwawancarai oleh tim website, Senin, 14/05/2018 kemarin.

Terkait dengan penyebaran foto atau video yang menampakkan dengan jelas gambar korban yang terluka parah, Ning Hus mengungkapkan bahwa penyebar tersebut mungkin mempunyai alasan. Namun menurut beliau, perlu disadari bahwa dengan menyebar luaskan foto-foto tersebut, sama halnya dengan membantu pihak teroris untuk melakukan tujuannya yakni menciptakan kecemasan dan rasa takut kepada masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, pimpinan umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Hukum juga menyampaikan rasa berduka yang teramat dalam bagi para korban Bom Surabaya. “ Saya sangat menyayangkan tragedi Bom yang terjadi secara berturut-turut ini. Padahal sebentar lagi kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan. Tapi suasana yang seharusnya tenang diperkeruh dengan adanya aksi teror Bom. Semoga saja kita semua dilindungi oleh Allah dan semua amal ibadah para korban bisa diterima ”, tutur Firda mahasiswa semester IV alumnus SMA Zainul Hasan 1 Genggong.  (Reporter: Aprilia Wulandari/LPM)

Tinggalkan Balasan