Skip to main content

Mahasiswa Harus Ikut Andil dalam Pilkada Serentak 2018

KRAKSAAN – Pesta demokrasi akan segera berlangsung, sebanyak 171 daerah akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Dari 171 daerah tersebut, Kabupaten Probolinggo tercatat menjadi salah satu daerah yang akan melangsungkan pesta demokrasi. Esensi mahasiswa sebagai “ Agent Of Change ” tentunya sangat didambakan keikut sertaannya dalam mengawasi pelaksaan pemilu.

KAWAL: Reporter STIH Zainul Hasan saat mewawancarai Panwaslu Kabupaten Probolinggo

Mahasiswa diharapkan dapat menyuarakan aspirasinya serta ikut andil dalam mengawasi pelaksanaan pemilu yang akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. “ Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting terutama sebagai pemilih pemula dalam Pilkada. Sebagai insan terdidik, mahasiswa mempunyai pengawasan partisipatif. Maksudnya disini adalah pengawasan secara struktural memang ada dipihak Bawaslu, tetapi pihak Bawaslu tidak bisa melakukan pengawasan sendirian tanpa bantuan dari masyarakat terutama mahasiswa ”, ungkap Fathul Qorib, SH.,MH selaku Ketua Divisi Hukum Penindakan dan Penyelesaian sengketa Kabupaten Probolinggo ketika diwawancarai Crew LPM Hukum pada Sabtu ( 31/01/18).

Pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolak ukur dari sebuah Negara Demokrasi, begitupun di Indonesia. Tak heran, jika menjelang pesta demokrasi kecurangan bahkan kericuhan merupakan momen yang tak terhindarkan. Menanggapi hal tersebut Komisioner Bawaslu bagian Divisi Humum Penindakan dan Penyelesaian sengketa Kabupaten Probolinggo meminta agar mahasiswa sebagai kaum yang memiliki daya kritik dan intelegensi yang luar biasa untuk selalu mengawasi proses jalannya pemilihan. “ Mahasiswa wajib mengawasi setiap tahapan dari para calon, entah tahapan sebelum pemilihan maupun saat pemilihan berlangsung.

JAS MERAH: Mahasiswa saat acara Sosialisasi Pilkada serentak 2018 di kampus STIH Zainul Hasan Kraksaan

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran yang besar dalam menegakkan keadilan bersama ”, tutur pria kelahiran 15 Juni 1977 tersebut.

Lanjut Fathul Qorib mengatakan bahwa ada 3 strategi yang akan diterapkan guna mengantisipasi terjadinya kecurangan. Pertama adalah pengawasan dari tingkat atas maupun tingkat bawah. Dengan melakukan pencegahan melalui sosialisasi yang melibatkan masyarakat termasuk mahasiswa sebagai partisipatif. Kedua, penindak lanjutan setiap laporan yang diterima sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Ketiga yaitu memberikan putusan terhadap sengketa pemilihan. “ Mari bersama-sama melakukan pengawasan untuk menjadikan pemilihan kepala daerah kali ini berkualitas. Karena kalau prosesnya berkualitas maka hasilnya akan berkualitas pula. Sehingga akan menghasilkan pemimpin yang berintegritas dan membawa Kabupaten Probolinggo akan menjadi lebih baik lagi ”, pintanya sembari tersenyum.

PANTAU: Lembaga Pers Mahasiswa STIH ZAHA siap mengawal pilkada secara damai dan jujur

Disisi lain, Presiden Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan Genggong mengatakan, bahwa dirinya selalu mengajak mahasiswa STIH untuk menjadi pelopor mengawasi pemilu, agar keadilan bisa ditegakkan dengan mudah. “ Saya sudah sering meminta kepada rekan-rekan mahasiswa untuk turut andil dalam mengawasi pemilu di tahun politik ini. Apalagi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIH Zainul Hasan pernah diundang untuk menghadiri acara 5.000 Santri mengawasi di Masjid Nasional Akbar Surabaya yang diselenggarakan oleh BAWASLU.

Selain itu kita juga dipercaya dan diminta oleh BAWASLU RI, Kapolda Jatim serta KPU Kabupaten Probolinggo untuk selalu mengawasi jalannya pesta demokrasi ”, tutur Khairul Anam selaku Presiden Mahasiswa STIH Zainul Hasan. (Reporter: Firdatul/ Raudlatul Jannah)

Tinggalkan Balasan