Skip to main content

Menteri Polhukam: Menjadi pemimpin itu berat, biar mahasiswa STIH ZAHA saja yang memimpin Negara ini.

GADING – Menjadi seorang pemimpin tidaklah semudah yang kita bayangkan. Banyak ejekan, hinaan bahkan cemoohan yang harus dilewati. Walau begitu, sebagai pemuda generasi penerus Bangsa kita harus selalu dilatih untuk menjadi seorang pemimpin.

Pemimpin bukanlah seseorang yang sekedar memberi perintah, bukan pula orang yang harus ditakuti. Namun pemimpin adalah orang yg mampu merajut harmonisasi untuk anggotanya, hingga mampu bekerja sama demi meraih cita-cita dan tujuan bersama.

DEMI NEGARA: Peserta saat melantunkan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathan.

Terbuki diera globalisasi ini, jiwa-jiwa kepemimpinan mulai luntur khususnya dikalangan  pemuda. Pemuda yang seharusnya menjadi pelopor masa depan bangsa, mulai terkikis oleh adanya budaya-budaya luar yang tidak sesuai dengan masyarakat Nusantara. Demi menjawab semua tantangan itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan menggelar Diklat Leadership di Water Sport Desa Gading Wetan Kabupaten Probolinggo. Diklat tersebut diikuti oleh 45 mahasiswa yang terlibat di organisasi kemahasiswaan, antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Lembaga Pers Mahasiswa ini dimulai sekira pukul 09.00 WIB dengan pemateri Pembantu Ketua III (Puket III) Bapak Mohammad Hendra, M.Pd.I.

Kepemimpinan ini sangat penting bagi kalian calon penerus Bangsa. Jangan hanya jadi pemimpin yang pintar menyuruh tapi tidak bisa melakukannya. Leader itu mengajak bukan menyuruh, dan pemimpin harus pintar berkomunikasi dengan anggotanya. Karena orang yang gagal komunikasinya, maka akan gagal pula sistem kepemimpinannya.

Bapak Mohammad Hendra, M.Pd.I saat memberikan materi menyampaikan bahwa karakteristik seorang pemimpin ada 3, yakni seorang yang belajar seumur hidup, beriorientasi pada pelayanan dan membawa energi yang positif.” Jadi, menjadi pemimpin itu berat, biar mahasiswa STIH ZAHA saja yang memimpin Negara ini,” kata beliau yang mendapatkan tepuk tangan meriah dari peserta. Minggu (22/04/18).

TOTALITAS: Pemateri saat memberikan teknik game kepemimpinan dan Komunikasi.

Dalam diklat leadership kali ini dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi indoor dan outdoor. Untuk sesi indoor diisi dengan materi kepemimpinan dan Ilmu komunikasi. Sedangkan sesi outdoor diisi dengan game-game yang memuat pesan moral dalam kepemimpinan. “ Menjadi pemimpin ternyata tidak mudah seperti yang kita kira. Butuh kesabaran, kegigihan dan teknik dalam memimpin. Dari game ini saja, saya dapat menarik pesan moral bahwa menjadi seorang pemimpin tidak semudah yang kita ucapkan, pasti banyak rintangan yang menghadang. Entah itu ejekan, hinaan dan lainnya. Dan kekompakkan menjadi hal utama dan wajib dalam kepemimpinan.  Dan baru kali ini saya tau bagaimana teknik memimpin. Apalagi gamenya seru, selain mengasah kemampuan otak dan kekompakan, kita juga dituntut untuk fokus pada tujuan”, tutur Windi Lestari selaku Koordinator Magang LPM Hukum saat diwawancarai oleh tim website.

SOLIDARITAS: Peserta saat mempraktekkan game komunikasi.
STRATEGI: Peserta saat mempraktekkan game team work.
KOMPAK: Peserta saat mempraktekkan game untuk mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi.

Disisi lain, Adi Dwi Andriansyah selaku Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) BEM STIH Zainul Hasan Kraksaan mengatakan bahwa banyak hal-hal baru yang ia dapat. “ Dari diklat ini saya mendapatkan banyak pelajaran bahwa pemimpin yang efektif harus bisa memahami budaya dan jati diri anggotanya. Hal tersebut untuk mendukung terciptanya suatu kondisi yang membangun kerjasama, kepercayaan dan kepedulian yang akan membentuk suatu kekompakan dalam organisasi. Jadi, benar katanya bapak Hendra tadi, menjadi pemimpin itu berat, biar mahasiswa STIH ZAHA saja yang memimpin Negara ini, pungkas pria kelahiran 16 Maret 1997 saat diwawancarai oleh tim website. (Reporter: Yana/firda/April)

Tinggalkan Balasan