Skip to main content

Presiden Ir Joko Widodo meminta, Ketua STIH Zainul Hasan Kraksaan siap melaksanakan

Bali : Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah Indonesia. Infiltrasi ini muncul dengan dengan cara-cara baru, halus, lembut, dengan pendekatan yang akrab, dan sering menyentuh hati.

“Sehingga banyak dari kita yang terbuai dan tidak menyadari bahwa kita sudah memiliki Pancasila,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri Deklarasi Kebangsaan Perguruan se-Indonesia Tinggi Melawan Radikalisme, di Peninsula Island, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa (26/9).

Tegas: Presiden RI saat memberikan sambutan

Presiden yang didampingi oleh Seskab Pramono Anung, Menristek dan Dikti Mohammad Nasir, dan Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika, mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Oleh karena itu, akan sangat berbahaya kalau perguruan tinggi dimanfaatkan oleh segelintir pihak sebagai medan infiltrasi ideologi ini.

“Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” Pinta presiden kepada sekitar 3.000 rektor dan direktur perguruan tinggi se-Indonesia.

Senyum: Ning Hus ditengah-tengah bendera

Deklarasi itu dipimpin oleh Rektor IAIN Palu, H. Zainal Abidin, M.Ag, dan Rektor Universitas Mahendratta Bali, Dr. Putri Anggraeni, S.E., M.Pd, untuk membacakan pernyataan Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi se-Indonesia melawan Radikalisme. Turut hadir dalam pertemuan tersebut Ibu Hj. Khusnul Hitaminah, SH. MH Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Hukum –STIH- Zainul Hasan Genggong Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.

Ketua STIH Zainul Hasan Kraksaan siap melaksanakan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Presiden Ir. Joko Widodo, sehingga Ibu Hj. Khusnul Hitaminah, SH. MH mengharapkan, setelah terselenggaranya acara tersebut seluruh perguruan tinggi koperatif untuk dalam memberikan pemahaman-pemahaman yang benar terhadap mahasiswa tentang apa itu radikalisme dan terorisme dan berharap semua Perguruan Tinggi dapat mendeteksi terhadap adanya mahasiswa yang rentan untuk dipengaruhi atau mahasiswa yang telah terpengaruh terhadap paham radikalisme yang tidak sesuai dengan ideologi pancasila, sehingga Perguruan Tinggi dapat memberikan bimbingan secara serius. “Kami juga mengharap semua Perguruan Tinggi  dapat berperan sebagai benteng perlawanan terhadap pihak yang mengancam keutuhan Pancasila dan NKRI, dan STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan siap melaksanakan keinginan presiden”. Katanya .

Akrab: Ning Hus (kerudung merah) bersama Bapak Prof. Dr.Ir. Suprapto, Kepala Kopertis Wilayah VII (sebelah kiri Ning Hus) bersama rektor se-Jawa Timur

Lanjut Ning Hus sapaan akrabnya mengatakan, bahwa STIH Zainul Hasan Kraksaan ini dipastikan tidak ada kelompok-kelompok  seperti itu, akan tetap kami tetap harus waspada dan tidak boleh lengah. “Kami akan berupaya melakukan pembinaan dan pengarahan agar tidak seorangpun mahasiswa STIH Zainul Hasan Kraksaan terpengaruh oleh paham radikalisme tersebut dan terorisme” Tegas adik KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allah, SH. MM Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur.

Cucu Almarhum KH. Moh. Hasan ini, meminta kepada semua mahasiswa khususnya dalam hal radikalisme, bahwa mahasiswa harus senantiasa selalu menambah wawasan/pengetahuan baik itu pengetahuan ilmu agama atau pengetahuan umum. “ Itu harus dimiliki oleh mahasiswa” Pungkasnya kepada tim website STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, provinsi Jawa Timur. (Riz/dra)

Tinggalkan Balasan