Skip to main content

STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan akan Buka Prodi Baru

Kraksaan: Demi mewujudkan perguruan tinggi hukum terkemuka, berwawasan kebangsaan, dan berbasis pesantren tahun 2022, maka Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Zainul Hasan Genggong Kraksaan melakukan beberapa program guna menghasilkan lulusan Sarjana Hukum yang Profesional dan Bermoral.

Maka ketua STIH Zainul Hasan terus berupaya untuk mengembangkan ilmu hukum melalui kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang bermanfaat bagi keadilan dan kesejahteraan Masyarakat begitu juga dengan mengembangkan jaringan Kerjasama dengan Stakeholder di dalam dan di Luar Negeri.

Dalam pantauan tim website, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan melaksanakan Rapat Kerja (Raker). Raker tersebut dilaksanakan sejak hari Rabu hingga Sabtu (hari ini-Red) 14-17/02/2018 di kampus STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan.

Beberapa pembahasan yang cukup penting yaitu, rencana kampus yang dipimpin oleh Ibu Nyai Hj. Khusnul Hitaminah, S.H. MH akan membuka program studi (Prodi) baru, yaitu Prodi Hukum Bisnis. “InsyaAllah selain prodi hukum bisnis, kita akan membuka Program Magister (S2) Ilmu Hukum”.  ucap cucu K.H. Moh. Hasan Genggong saat rapat bersama segenap pimpinan. Rabu 14/02/2018 di ruangan ketua STIH Zainul Hasan Genggong Kraksaan.

Rencana adik ketua tanfidziyah PWNU Jawa Timur K.H. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H. MM untuk penambahan Program Studi itu sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor 257/M/KPT/2017. Bahwa perguruan tinggi dapat mengusulkan penambahan dan/atau perubahan nama program studi sesuai dengan rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi kepada menteri.

Selama ini, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)  Zainul Hasan Genggong Kraksaan memiliki satu program studi yaitu Ilmu hukum. Karena mengikuti peraturan menteri yang lama. Namun, dengan adanya peraturan yang baru itu, kampus hukum yang berada di kota kraksaan ini berpeluang membuka prodi baru.

Selain itu, Ibu Nyai yang akrab disapa Ning Hus itu dalam raker mengatakan akan  berupaya untuk memaksimalkan sumber daya yang ada terkait dengan masalah dosen, kepala bagian, kepala unit dan staf.

Raker tersebut dibagi menjadi dua pembahasan. Pembahasan pertama dibahas ditingkat pimpinan yang diikuti oleh Ibu ketua, Pembantu Ketua I (bidang akademisi), Pembantu Ketua II (bidang umum dan keuangan) dan Pembantu Ketua III (bidang kemahasiswaan) di ruangan Ibu Ketua. Selanjutnya, pembahasan kedua dilakukan di tiga tempat (ruangan puket) dengan pembahasan berbeda yang dipimpin langsung oleh masing-masing pembantu ketua. (humas/Stih)

 

Tinggalkan Balasan